1.1. Perlunya Pembuatan Tim kerja
Dapat Meningkatkan Moral dan Semangat Saling Bantu Sewaktu bekerja sendiri, apabila kita mengalami kesulitan biasanya kita akan meminta bantuan pada atasan atau bos.Tapi jika bekerja dalam sebuah tim, maka masing-masing anggota yang mengerti kalau tim tersebut dibentuk adalah demi mencapai tujuan bersama, pastinya akan saling membantu anggota tim yang lain.
1.2. Meningkatkan Efektivitas dan Produktivitas Kerja
Di saat kerja bareng dalam sebuah tim, masing-masing anggota tentunya akan memiliki peranan dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dan diselesaikan.Sinergitas menjadi alasan yang harus dicapai ketika bekerja dalam tim, karena semua orang pasti punya kelemahan.Jarang sekali ada orang yang bisa hebat di segala hal sehingga adanya sebuah tim diharapkan masing-masing anggota bisa saling melengkapi.
1.3. Belajar Memahami Satu Sama Lain
Dengan bekerja dalam sebuah tim, maka kita akan dituntut untuk sama-sama saling mengenal satu sama lain. Anda yang tadinya tidak begitu mengenal siapa si “A” jadi bisa lebih mengenal bagaimana sifatnya, seperti apa kemampuannya, dan bagaimana cara berinteraksi dengannya.Sebab, dalam sebuah tim akan ada bebeberapa orang dengan latar belakang, dan karakter yang berbeda-beda.
1.4 Tahapan pembentukan tim kerja
Semua tahap perkembangan manusia tersebut mempunyai karakteristik masing-masing. Sebuah tim yang di dalamnya terdiri dari orang-orang yang bekerja sama, tak lepas dari tahap-tahap perkembangan yang akan dilalui. Tahap-tahap perkembangan tim adalah sebagai berikut:
1.4.1 Pembentukan Tim (Forming)
Pada tahap awal ini individu-individu yang tergabung dalam tim masih membawa nilai-nilai, pendapat, dan cara kerja yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya. Anggota tim masih mencari bentuk, mulai beradaptasi dengan lingkungan, berusaha berhubungan dan melakukan kerja sama dengan rekan kerja, sehingga saling mengetahui karakter dari setiap individu. Pada tahap ini jarang sekali timbul konflik atau keributan, karena semua dipenuhi rasa optimis yang tinggi. Anggota tim cenderung meraba-raba perilaku apa yang dapat diterima, posisi mereka di dalam tim, prosedur, dan aturan kelompok. Tahap ini terselesaikan jika anggota tim mulai menempatkan diri mereka sebagai bagian dari tim.
1.4.2 Konflik/Keributan (Storming)
Tahap ini merupakan periode konflik dan kompetisi antaranggota tim. Anggota tim menerima eksistensi tim, tetapi menolak keterbatasan yang mengganggu individualitas. Karena perasaan tidak nyaman, beberapa anggota tim dapat bertindak pasif sedangkan anggota lainnya berusaha mendominasi. Tahap ini terselesaikan jika terdapat hierarki yang jelas mengenai kepemimpinan dalam tim dan anggota tim berorientasi pada pemecahan masalah.
1.4.3 Penormaan (Norming)
Norming ditandai dengan terbentuknya hubungan yang dekat antaranggota tim, menunjukkan kohesivitas (hubungan yang erat) dan merasakan identitas kelompok yang kuat. Anggota tim saling berbagi perasaan, ide, umpan balik, dan menggali tindakan-tindakan yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas. Tahap ini terselesaikan jika terdapat struktur peran dan norma yang merupakan konsensus bersama.Pada tahap norming, individu yang ada di dalam sudah mulai merasakan manfaat dari bekerja dalam satu tim dan berusaha untuk menyelesaikan konflik yang muncul dengan hati terbuka dan menghindari tim dari kehancuran.
Karena semangat kebersamaan sudah terjalin, saling percaya dan menghormati, anggota tim merasa bebas mengungkapkan perasaan dan pendapat dengan nyaman tanpa harus merasa tertekan. Mekanisme dan aturan-aturan kerja disepakati dan ditetapkan serta ditaati oleh setiap anggota tim.
1.4.4 Pelaksanaan (Performing)
Performing merupakan periode yang belum tentu dapat dicapai oleh semua tim. Performing dicapai jika struktur telah berfungsi dan diterima secara penuh. Anggota tim berorientasi pada tugas tetapi sekaligus berorientasi pada manusia.Anggota tim menjadi semakin cakap dalam bekerja dan memiliki interdependensi untuk mencapai tujuan kelompok. Tim berhasil membangun sistem yang memungkinkan untuk bekerja secara produktif dan efisien. Hal ini dapat ditunjukkan dari pencapaian prestasi tim yang diberikan.Setiap anggota tim menyadari dan benar-benar sadar bahwa setiap individu dalam kelompok memiliki perannya masing-masing untuk berkontribusi mencapai tujuan tim. Untuk tim permanen, performing adalah tahap terakhir. Untuk tim yang bersifat sementara adjourning adalah tahap terakhir.
1.4.5 Penundaan (Adjourning)
Adjourning adalah tahap persiapan untuk membubarkan diri. Berprestasi sudah bukan menjadi prioritas utama. Anggota tim lebih memfokuskan perhatian pada penyelesaian aktivitas seperti seremonial sebagai penutupan.Dapat disimpulkan bahwa model tahapan di atas mengimplikasikan bahwa tim yang produktif adalah tim yang telah mencapai tahap performing. Tahap forming, storming, dan norming merupakan tahap kritis sebelum tim berjalan dengan produktif.Namun dapat saja beberapa tahap terjadi bersamaan dan tidak ada batasan yang jelas antara satu tahap dengan tahap lain. Tim turun ke tahap sebelumnya, bahkan kemungkinan terburuk adalah tim tersebut hancur sama sekali.Untuk membantu tim melewati masa kritis sehingga dapat mencapai tahap performing, dapat dilakukan suatu intervensi melalui
1.5 Masalah yg muncul dlm pembentukan tim kerja
Beberapa faktor dapat menyebabkan orang – orang terlibat dalam konflik :
1.5.1 Sumber daya yang langka. Sumber daya meliputi uang, informasi, dan persedian.
1.5.2 Ambiguitas Yurisdiksional. Konflik juga muncul ketika batas dan tanggung jawab pekerjaan tidak jelas.
1.5.3 Gangguan komunikasi. Potensi gangguan komunikasi bahkan lebih besar dalam tim virtual dan tim global yang terdiri atas anggota dari negara dan budaya yang berbeda. Komunikasi yang buruk menyebabkan kesalahan persepsi dan kesalah pahaman orang lain dari tim.
1.5.4 Bentrokan kepribadian. Bentrokan kepribadian muncul ketika orang – orang tidak bekerja dengan harmonis atau tidak sepenuhnya setuju dalam isu apa pun.
1.5.5 Perbedaan kekuasaan dan status. Perbedaan kekuasaan dan status muncul ketika satu pihak memiliki pengaruh untuk berdebat terhadap pihak lain.
1.5.6 Perbedaan tujuan. Konflik sering muncul hanya karena seseorang mengejar tujuan yang bertentangan. Perbedaan tujuan biasa terjadi dalam organisasi.
1.6 Kriteria anggota tim kerja
1.6.1 Kejujuran
Pondasi utama seorang manusia adalah kejujuran. Hal inilah yang menjadi kriteria utama ketika anda ingin merekrut anggota tim / karyawan anda.Kejujuran anggota tim akan sangat berpengaruh dalam mengembangkan bisnis anda. Tentu lebih mudah bekerja sama dengan karyawan yang jujur dan bisa dipercaya, terlebih karyawan yang berada di bagian keuangan / finance.
1.6.2 Pengalaman
"Pengalaman adalah guru yang paling berharga".Pepatah di atas menggambarkan betapa pentingnya arti 'pengalaman' dalam hidup. Apabila diimplementasikan dalam perekrutan karyawan, maka carilah anggota tim yang memiliki pengalaman yang mumpuni. Jangan lupa, pengalaman yang ia miliki harus relevan dengan bisnis yang anda jalankan. Dengan pengalaman yang dimiliki anggota tim anda, maka tak banyak yang harus anda jelaskan mengenai tugas dan tanggung jawab mereka. Biarkan pengalaman mereka secara 'alami' menjadi 'pemandu' dalam melaksanakan tugas-tugas kerja mereka.
1.6.3 Attitude (sikap)
Attitude (sikap) juga menjadi poin yang penting sebagai salah satu kriteria dalam merekrut tim / karyawan. Istilahnya, carilah 'orang yang bisa diajak bekerja sama dan profesional sebagai karyawan'.Dengan merekrut karyawan yang attitude-nya bagus, maka suasana kerja akan terasa kondisif. Selain bagus 'membawa diri' dengan atasan, si karyawan juga mudah membaur dengan rekan-rekan kerjanya. Suasana seperti inilah yang diharapkan akan terus terjaga dalam berjalannya operasional perusahaan anda.
1.6.4 Pendidikan dan kecerdasan
Kenapa pendidikan dan kecerdasan ditaruh di bawah kejujuran, attitude, dan pengalaman?Begini. Dunia kerja tak seperti dunia pendidikan. Ada banyak hal 'mubazir' di dunia pendidikan yang tak diterapkan di dunia kerja. Sebaliknya, ada banyak hal di dunia kerja yang tak diajarkan di dunia pendidikan.Sebagai contoh, rumus matematika yang super rumit -- jarang digunakan di dunia kerja. Sebaliknya, tekanan kerja, attitude kerja, dan koordinasi kerja -- tak diajarkan di dunia pendidikan.Maka dari itu, kebanyakan HRD tidak terlalu memperhitungkan pendidikan dan kecerdasan yang tinggi sebagai kriteria utama dalam mencari karyawan. Hal itu dikarenakan adanya karyawan yang pintar dan bertitel bagus, namun attitude-nya buruk dan bahkan suka korupsi alias tidak jujur. Lebih baik mencari yang jujur dan berpengalaman, meskipun 'titel'nya kurang bagus.
1.6.5 Motivasi
Dedikasi calon karyawan dapat dilihat dari motivasinya dalam melamar pekerjaan. Apabila motivasinya 'hanya ingin mencari pengalaman', maka jauhilah tipe yang seperti ini. Sebaliknya, apabila motivasinya 'ingin menghidupi keluarga', maka tipe seperti ini akan lebih 'serius' dalam bekerja.Selain melihat motivasi calon karyawan yang akan anda rekrut, ada baiknya agar anda juga melihat apakah si calon karyawan mempunyai keinginan untuk berkembang bersama perusahaan atau 'rasa memiliki perusahaan'. Jika ya, maka anda bisa mempertimbangkan si calon karyawan untuk menjadi bagian dalam tim anda